Hallo gaes kembali lagi bersama saya disini, pada kesempatan saat ini saya mau memberi sedikit informasi tentang apa sih itu Analisa kelayakan bisnis/investasi secara singkat. Langsung disimak ya gaes
Pengertian Analisa kelayakan bisnis :
Studi Kelayakan Bisnis adalah suatu kegiatan yang mempelajari tentang suatu kegiatan, usaha atau bisnis yang akan dan telah dijalankan, dalam rangka menentukan layak atau tidaknya kegiatan, usaha atau bisnis tersebut dijalankan.
Jenis-jenis kriteria Investasi :
A. Payback Period
Paybck period (periode pulang pokok) adalah waktu yang dibutuhkan agar investasi yang direncanakan dapat dikembalikan, atau waktu yang dibutuhkan untuk mencapai titik impas. Jika waktu yang dibutuhkan makin pendek, proposal investasi dianggap makin baik. Kendatipun demikian, kita harus berhati hati menafsirkan kriteria payback period ini. sebab ada investasi yang baru menguntungkan dalam jangka panjang (>5 tahun).
B. Benefit Cash Ratio
Rasio kas adalah suatu ukuran likuiditas yang dapat menunjukkan kemampuan sebuah perusahaan dalam membayar utang jangka pendek dengan menggunakan kas dan setara kas.
Pada dasarnya cash rasio atau rasio likuiditas ini merupakan suatu metode yang digunakan untuk menyelesaikan suatu laporan dengan cepat.
Suatu laporan tersebut dapat digunakan untuk menentukan jumlah kas dan setara kas (dana) tersedia. Dana yang tersedia tersebut digunakan untuk membayar sebuah kewajiban dalam liabilitas dalam jangka waktu yang relatif pendek.
Cara untuk menghitung cash rasio adalah dengan membagi aset jangka pendek yang paling likuid (aset yang tidak mudah diuangkan). Seperti setara kas dan kas dengan liabilitas jangka pendek.
Rasio Kas = Hutang Lancar/(Kas + Setara Kas) Rumus Cash Rasio
C. Net Present Value
Net Present Value atau sering disingkat dengan NPV adalah selisih antara nilai sekarang dari arus kas yang masuk dengan nilai sekarang dari arus kas yang keluar pada periode waktu tertentu. NPV atau Net Present Value ini mengestimasikan nilai sekarang pada suatu proyek, aset ataupun investasi berdasarkan arus kas masuk yang diharapkan pada masa depan dan arus kas keluar yang disesuaikan dengan suku bunga dan harga pembelian awal. Net Pressent Value menggunakan harga pembelian awal dan nilai waktu uang (time value of money) untuk menghitung nilai suatu aset. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa NPV adalah Nilai Sekarang dari Aset yang dikurangi dengan harga pembelian awal.
Rumus NPV ini cukup rumit karena menambahkan semua arus kas masa depan dari investasi, mendiskon arus kas tersebut dengan tingkat diskonto dan menguranginya dengan Investasi awal. Persamaan dan Rumus Net Present Value (NPV) ini dapat dilihat dibawah ini :
NPV = (C1/1+r) + (C2/(1+r)2) + (C3/(1+r)3) + … + (Ct/(1+r)t) – C0
atau
Dimana :
NPV = Net Present Value (dalam Rupiah)
Ct = Arus Kas per Tahun pada Periode t
C0 = Nilai Investasi awal pada tahun ke 0 (dalam Rupiah)
r = Suku Bunga atau discount Rate (dalam %)
Ct = Arus Kas per Tahun pada Periode t
C0 = Nilai Investasi awal pada tahun ke 0 (dalam Rupiah)
r = Suku Bunga atau discount Rate (dalam %)
D. Internal Rate of Return
Internal Rate of Return (IRR) adalah hasil yang diperoleh dari proposal bisnis, yaitu diskonto atau discount rate yang menjadi sebuah present value dari aliran kas yang masuk (cash inflow) yaitu sama dengan investasi awal.
Rumus Internal Rate of Return IRR
Suku bunga IRR diperoleh jika NPV = 0, maksudnya suku bunga yang dapat diberikan investasi yang memberikan NPV = 0.
Syarat utamanya adalah IRR > suku bunga MARR.
Untuk memperoleh hasil akhir sebuah perhitungan IRR, kita harus mencari terlebih dahulu nilai dari discount rate yang menghasilkan NPV positif.
Kemudian mencari discount rate yang akan menghasilkan NPV negatif. Berikut ini adalah Rumus IRR:
Keterangan
- IRR = Internal Rate of Return
- i1 = Tingkat Diskonto yang akan menghasilkan NPV positif
- i2 = Tingkat Diskonto yang akan menghasilkan NPV negatif
- NPV1=Net Present Value yang bernilai positif
- NPV2= Net Present Value yang bernilai negatif
- Contoh soal perhitungan NPV :
Manjemen Perusahaan AAZZ ingin membeli mesin produksi untuk meningkatkan jumlah produksi produknya. Harga Mesin produksi yang baru tersebut adalah sebesar Rp. 150 juta dengan suku bunga pinjaman sebesar 12% per tahun. Arus Kas yang masuk diestimasikan sekitar Rp. 50 juta per tahun selama 5 tahun. Apakah rencana investasi pembelian mesin produksi ini dapat dilanjutkan?
Penyelesaiannya :
Diketahui :
Ct = Rp. 50 juta
C0 = Rp. 150 juta
r = 12% (0,12)
C0 = Rp. 150 juta
r = 12% (0,12)
Jawaban :
NPV = (C1/1+r) + (C2/(1+r)2) + (C3/(1+r)3) + (C3/(1+r)4) + (Ct/(1+r)t) – C0
NPV = ((50/1+0,12) + (50/1+0,12)2 + (50/1+0,12)3 + (50/1+0,12)4 + (50/1+0,12)5) – 150
NPV = (44,64 + 39,86 + 35,59 + 31,78 + 28,37) – 150
NPV = 180,24 – 150
NPV = 30,24
NPV = ((50/1+0,12) + (50/1+0,12)2 + (50/1+0,12)3 + (50/1+0,12)4 + (50/1+0,12)5) – 150
NPV = (44,64 + 39,86 + 35,59 + 31,78 + 28,37) – 150
NPV = 180,24 – 150
NPV = 30,24
Jadi nilai NPV-nya adalah sebesar Rp. 30,24 juta.
Sekian sedikit tambahan informasi dari saya semoga bermanfaat untuk kalian semua.